Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mungkinkah Jadi Pandemi Baru? Ini 9 Hal Soal Cacar Monyet yang Harus Diketahui

image-gnews
Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom
Ilustrasi Cacar Monyet. shutterstockcom
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin hari semakin bertambah jumlah kasus penyakit cacar monyet pada manusia yang dilaporkan di dunia. Per Sabtu, 21 Mei 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sudah ada 92 kasus terkonfirmasi dan 28 yang masih diduga kasus infeksi oleh virus yang aslinya menular di antara monyet di Afrika Tengah dan Barat itu.

WHO memberi perhatian besar karena wabah merebak di antara 12 negara yang selama ini tak dikenal sebagai wilayah endemik cacar monyet. Mereka adalah negara-negara di Eropa, Amerika Utara dan Australia. Terbesar datang dari Inggris, Portugal dan Spanyol. Dikhawatirkan, jumlah sebenarnya yang muncul saat ini lebih besar dan luas daripada yang sudah dicatat WHO tersebut. Selain bukan endemik, sebagian besar kasus juga tak memiliki hubungan atau riwayat bepergian ke wilayah endemik.

Bagaimana kemunculan virus ini, seberapa mematikan infeksinya, dan mungkinkah menyebabkan pandemi baru di dunia? Berikut ini informasi yang sudah diketahui dan dirangkum dari laporan di New Scientist dan laporan sebuah makalah terbit 2018 lalu yang memperingatkan berkembangnya ancaman monkeypox ini pada manusia,

1. Apa itu cacar monyet?
Cacar monyet adalah jenis penyakit yang disebabkan virus dari marga Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae. Seperti namanya, virusnya biasa menular di antara monyet di Afrika Tengah dan Barat, tapi beberapa kali melompat ke manusia, menyebabkan wabah kecil.

Virus ini pertama didapati ada pada monyet di laboratorium pada 1958. Kasus pertama pada manusia teridentifikasi pertama di daerah yang sekarang Republik Demokratik Kongo pada 1970.

Moritz Kraemer dari Universitas Oxford, Inggris; John Brownstein dari Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat; dan koleganya yang lain menyatakan seratusan kasusnya yang sudah dilaporkan saat ini bisa jadi hanya puncak gunung es. "Bisa jadi virusnya menyebar lebih luas daripada yang dilaporkan," kata Kraemer.

2. Lalu, apakah kasus-kasusnya saling terkait?
Menurut Kraemer dan Brownstein, soal ini belum jelas. Orang pertama di Inggris yang terkonfirmasi terinfeksi memiliki riwayat bepergian ke Nigeria. Gejala berupa cacar muncul pada 5 Mei dan masuk rumah sakit pada 6 Mei, dan kemudian pulih sepenuhnya. Dua kasus lainnya terkait dengan kasus pertama itu, tapi empat kasus yang terbelakang dilaporkan tak memiliki kaitan sama sekali.

"Kasus paling belakangan itu, bersama laporan kasus yang muncul di negara-negara Eropa, mengkonfirmasi kekhawatiran awal kami kalau ada kemungkinan penyebaran cacar monyet dalam masyarakat kita," kata Susan Hopkins dari Health Security Agency di Inggris (UKHSA).

Menurut UKHSA, kasus-kasus cacar monyet di Inggris saat ini banyak ditemukan pada pria yang berhubungan seks dengan sesama pria. "Kami secara khusus mendesak para pria yang gay dan biseksual untuk mewaspadai ruam merah yang tidak biasa dan segera menghubungi layanan kesehatan seksual jika mereka mendapatinya," kata Hopkins.

3. Bagaimana penularannya?
Menurut WHO, cacar monyet bisa ditularkan melalui paparan droplet besar yang dihasilkan saat bersin atau batuk dan juga via kontak langsung dengan luka pada kulit yang terinfeksi atau terkontaminasi. Meski mengesankan bisa menular lewat udara, namun WHO tak menggunakan istilah airborne pada virus cacar monyet.

CDC Amerika Serikat menyatakan: penularan antar manusia diperkirakan terjadi terutama melalui droplet besar dari saluran pernapasan--yang biasanya tidak bisa lebih jauh dari beberapa kaki, jadi diperlukan kontak behadap-hadapan untuk penularannya. UKHSA menambahkan, virus ini biasanya tak mudah menular dari satu orang ke orang lain. Dinyatakannya pula kalau risikonya 'tetap rendah' bagi masyarakat di Inggris saat ini.

Warga negara asing melewati alat pemindai suhu tubuh di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis, 16 Mei 2019. Pemasangan alat pemindai suhu tubuh tersebut untuk pengawasan dan antisipasi penyebaran virus Monkeypox atau cacar monyet. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

Seperti penyakit cacar (smallpox), cacar monyet juga bisa menular melalui kontak dengan pakaian, handuk atau alas tempat tidur yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. Virus tidak ditularkan lewat hubungan seks tapi lewat kontak kulit saat hubungan seks tersebut.

Bisa juga ditularkan oleh satwa liar di Afrika Barat dan Tengah. Ini terjadi jika seseorang tergigit atau kontak dengan liur, darah, cacar atau luka pada satwa itu. Virusnya juga mungkin menular lewat daging yang tidak dimasak matang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Apa saja gejalanya?
Gejala awalnya termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, panas dingin, dan lelah. Ruam merah dapat pula berkembang, biasanya diawali dari wajah dan menyebar ke bagian lain termasuk alat kelamin.

5. Seberapa mematikan infeksi virus cacar monyet?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

3 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

3 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat menghindar dari kejaran wartawan kepresidenan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Suahasil Nazara tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait isu rencana mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan. TEMPO/Subekti.
Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

6 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

8 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

8 hari lalu

Suasana penjualan sepatu Bata di Pasar Baru, Jakarta, Senin 6 April 2024. Akibat terus merugi karena permintaan yang menurun, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

8 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

10 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

12 hari lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.